APA KHASIAT TEMULAWAK BAGI KESEHATAN KITA, APAKAH KHASIAT TEMULAWAK BAGI KESEHATAN KITA, APA MANFAAT TEMULAWAK BAGI KESEHATAN TUBUH
2019-09-21
Tambah Komentar
![]() |
APA KHASIAT TEMULAWAK BAGI KESEHATAN KITA, APAKAH KHASIAT TEMULAWAK BAGI KESEHATAN KITA, APA MANFAAT TEMULAWAK BAGI KESEHATAN TUBUH |
APA KHASIAT TEMULAWAK BAGI KESEHATAN KITA, APAKAH KHASIAT TEMULAWAK BAGI KESEHATAN KITA, APA MANFAAT TEMULAWAK BAGI KESEHATAN TUBUH
Temulawak adalah bumbu yang sangat dikenal di dapur kita, selain sebagai bumbu ternyata temulawak memiliki manfaat sebagai jamu atau herbal.Temulawak dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Java ginger, Javanese ginger, or Javanese turmeric. Nama latin temulawak adalah Curcuma xanthorrhiza.[1]
Apa saja manfaat temulawak bagi kesehatan tubuh kita?
Temulawak adalah salah satu tumbuhan yang banyak diteliti oleh para ahli karena potensinya, walaupun para ahli juga berpendapat temulawak masih dalam kategori "Insufficient Evidence / bukti ilmiah masih kurang".Saya hanya memilih beberapa manfaat pokok dari temulawak, karena manfaatnya terlalu banyak.[2]
1. Untuk gangguan hati dan hepatitis.
1.1. Tahun 2014, Jurnal Majority menerbitkan laporan dengan judul Hepatoprotective Effect Of Curcumin In Chronic Hepatitis.[3]
Singkatnya sebagai berikut:Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai tanaman obat, diantaranya memiliki efek farmakologis sebagai pelindung terhadap hati (hepatoprotektor).
Komponen senyawa yang bertindak sebagai antioksidan dari rimpang temulawak adalah flavonoid, fenol dan kurkumin.
Penelitian yang dilakukan oleh Sirait (2014), menjelaskan bahwa terdapat pengaruh pemberian dekok rimpang temulawak dalam mencegah kerusakan hepar tikus jantan dewasa galur Sprague dawley yang diinduksi aspirin.
Pemberian dekok rimpang temulawak dengan dosis 2,6 g/kgBB dan 5,2 g/kgBB memiliki efek hepatoprotektif terhadap hepar tikus yang diinduksi aspirin dibandingkan dengan kelompok yang hanya diberi dekok rimpang temulawak dosis 1,3 g/kgBB.
Mekanisme hepatoprotektif terjadi karena efek kurkumin sebagai antioksidan yang mampu menangkap ion superoksida dan memutus rantai antar ion superoksida (O2-) sehingga mencegah kerusakan sel hepar karena peroksidasi lipid dengan cara dimediasi oleh enzim antioksidan yaitu superoxide dismutase (SOD) dimana enzim SOD akan mengonversi O2- menjadi produk yang kurang toksik.
Penelitian yang dilakukan oleh Rechtman (2010), menjelaskan bahwa Curcumin mampu menghambat ekspresi gen dan replikasi virus hepatitis B melalui down-regulationdari PGC-1α. PGC-1α adalah protein penginduksi lapar yang merangsang glukoneogenesis dan koaktifasi dari transkripsi virus hepatitis B.
Curcumin mampu menghambat virus hepatitis B dan berkorelasi terhadap penurunan tingkat protein PGC-1α.
Curcumin berperan juga sebagai pelengkap dalam aktivitas antiviral dari analog nukleotida/nukleosida yang digunakan sebagai gold-standard untuk terapi anti-virus hepatitis B.
Kombinasi antara curcumin dan Lamivudine dapat menekan dari ekspresi virus hepatitis B sebesar 75% dibandingkan yang tidak diberikan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa curcumin bekerja sinergis dengan analog nukleotida/nukleosida.
Kombinasi tersebut menghasilkan penekanan yang lebih besar terhadap virus hepatitis B.
Beberapa hasil klinis menunjukkan bahwa curcumin pada dosis tinggi (1000-2000 mg/hari) tidak memproduksi efek berbahaya terhadap tubuh. Oleh karena itu, curcumin berpotensi terhadap perkembangan pengobatan modern terhadap beberapa penyakit.
Efek kurkumin sebagai antioksidan yang mampu menangkap ion superoksida dan memutus rantai antar ion superoksida (O2-) sehingga mencegah kerusakan sel hepar.
Curcumin juga mampu meningkatkan gluthation S-transferase (GST)dan mampu menghambat beberapa faktor proinflamasi, ekspresi gen dan replikasi virus hepatitis B melalui down-regulationdari PGC-1α, sehingga dapat disimpulkan bahwa curcumin dapat dijadikan alternatif hepatoprotektor pada pasien hepatitis kronis.
1.2. Tahun 2017, Jurnal Penelitian Pertanian Terapan menerbitkan laporan ilmiah dengan judul Aktivitas Hepatoprotektor Temulawak pada Ayam yang Diinduksi Pemberian Parasetamol.[4]
Ringkasannya sebagai berikut:Dalam penelitian ini, peneliti akan menguji kemampuan temulawak dalam mengatasi kerusakan hati pada ayam pedaging dengan menggunakan parasetamol sebagai induksi buatan kerusakan hati.
Dalam penelitian ini akan diuji efek hepatoprotektor temulawak dengan menggunakan hewan coba yaitu ayam pedaging.
Tanaman herbal yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat luas sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit termasuk penyakit hati adalah tumbuhan dari golongan curcuma, diantaranya adalah temulawak (Curcuma xanthorriza roxb).
Variabel bebas adalah pemberian ekstrak temulawak 500mg/kgBB.
Dengan dilakukannya penelitian ini maka dapat memperkuat penelitian yang telah dilakukan oleh Hartono et al.(2004) yang telah menyatakan bahwa temulawak (Curcuma xanthorroza.) dapat melindungi sel-sel hati dari zat-zat toksik.
Pemberian temulawak (Curcuma xanthorriza.) 7 hari berturut-turut mampu menurunkan nilai SGOT dan SGPT ayam yang diinduksi parasetamol selama 7 hari berturut-turut.
2. Antikanker
2.1. Tahun 2013, Jurnal Kimia Terapan Indonesia (Indonesian Journal of Applied Chemistry) menerbitkan hasil penelitian dengan judul Sitotoksisitas Xanthorrhizol dari Minyak Atsiri Rimpang Curcuma xanthorrhizaRoxb. Terhadap Sel Kanker Payudara YBM-1.[5]
Ringkasannya sebagai berikut:Curcuma xanthorrhiza Roxb. (temulawak) merupakan tanaman yang diketahui memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker atau berfungsi sebagai antikanker.
Salah satu senyawa aktif dari Curcuma xanthorrhiza Roxb.yang telah diteliti memiliki aktivitas terhadap beberapa sel kanker adalah xanthorrhizol.
Pada penelitian ini akan diuji aktivitas sitotoksik minyak atsiri dari rimpang Curcuma xanthorrhiza Roxb. terhadap sel kanker payudara YMB-I.
Pengujian aktivitas dilakukan secara in-vitro melalui pewarnaan sel dengan alamar blue, yang kemudian diukur absorbannya untuk melihat viabilitas sel kanker dan ditentukan nilai ICso.
Xanthorrhizol yang diuji merupakan isolat dari fraksi etil asetat rimpang Curcuma xanthorrhiza Roxb dan hasilnya dibandingkan dengan xanthorrhizol murni.
Hasil pengujian aktivitas sitotoksik terhadap sel YMB-l menunjukkan bahwa xanthorrhizol memiliki aktivitas tertinggi dengan ICso 2,88g/mL, diikuti minyak atsiri dengan ICso 3,20g/mL.
Berdasarkan nilai ini dapat terlihat bahwa aktivits sitotoksik minyak atsiri tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan aktivitas sitotoksik xanthorrhizol.
Minyak atsiri dari rimpang Curcuma xanthorrhiza Roxb., selain mengandung xanthorrhizol, juga mengandung senyawa lain yang diketahui memiliki aktivitas antitumor, seperti ar-curcumen dan ar-tumeron. Sehingga senyawa - senyawa tersebut dapat bekerja secara sinergis dalam menghambat pertumbuhan sel kanker.
2.2. Tahun 2016, Current Biochemistry menerbitkan laporan dengan judul Characterization and Toxicity of Temulawak Curcuminoid Nanoparticles.[6]
Ringkasannya sebagai berikut:Temulawak diketahui mengandung senyawa bioaktif berupa kurkuminoid.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa kurkuminoid memiliki efek farmakologis antara lain antioksidan, antialergi, antidemensia, antiinflamasi, dan antikanker.
Ekstrak temulawak yang mengandung kurkuminoid memiliki aktivitas antiinflamasi.
Aktivitas inflamasi merupakan komponen penting dari perkembangan tumor. Banyak kanker muncul dari daerah inflamasi, iritasi kronis dan infeksi.
Berdasarkan uraian tersebut mengindikasikan bahwa ekstrak kurkuminoid temulawak berpotensi sebagai antikanker.
2.3. Tahun 2017, INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL menerbitkan laporan ilmiah dengan judul POTENSI ANTIKANKER NANOPARTIKEL EKSTRAK KURKUMINOID TEMULAWAK TERHADAP SEL LINE KANKER SERVIKS.[7]
Ringkasannya sebagai berikut:Temulawak merupakan tanaman obat yang telah lama dikenal sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti gangguan hati, sembelit, diare, disentri, gangguan lambung, wasir dan gangguan kulit (Hwang et al., 2000).
Efek pengobatan ini tidak terlepas dari kandungan senyawa bioaktif temulawak seperti ekstrak kurkuminoid(Cahyono et al., 2011).
Ekstrak kurkuminoid berperan pada penampakan warna kuning tanaman temulawak yang terdiri atas tiga komponen utama yaitu kurkumin, demetoksikurkumin, dan bisdemetoksikurkumin (Mishra,2009).
Ekstrak kurkuminoid memiliki efek farmakologis antara lain antidemensia (Lim et al.,2001), antiinflamasi (Banerjee et al.,2003), antialergi (Matsuda et al.,2004), antioksidan (Jayaprakasha et al.,2006), dan antikanker (Piantino et al.,2009).
Kurkumin sebagai komponen ekstrak kurkuminoid diketahui memiliki aktivitas antikanker pada berbagai jenis sel kanker diantaranya kanker pankreas (Ari et al.,2006), kanker ovarium (Lin et al.,2007), kanker payudara (Chiu et al.,2009), dan kanker kolon (Carrol et al.,2011).
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa bisdemetoksikurkumin mampu menekan proliferasi sel kanker payudara (Li et al., 2013).
Ekstrak kurkuminoid temulawak terbukti mampu menghambat pertumbuhan sel HeLa. Aktivitas penghambatan tertinggi oleh ekstrak kurkuminoid terjadi pada konsentrasi 62.5ppm yaitu sebesar 93.30%. Penggabungan ekstrak kurkuminoid ke dalam bentuk nanopartikel lipid padat dapat meningkatkan aktivitas sitotoksiknya terhadap sel HeLa. Nanopartikel dapat menghambat pertumbuhan sel HeLa dengan aktivitas tertinggi pada konsentrasi 2 ppm yaitu sebesar 93.43%.
3. Antioksidan
3.1. Tahun 2014, In Prosiding Seminar Nasional & Internasional menerbitkan artikel ilmiah dengan judul Potensi Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Sebagai Antioksidan.[8]
Ringkasan penelitian sebagai berikut:Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb) adalah salah satu tumbuhan obat keluarga Zingiberaceae yang banyak tumbuh dan digunakan sebagai bahan baku obat tradisional di Indonesia (Sidik et al.1992; Prana 2008).
Terdapat lebih dari dari 50 resep obat tradisional menggunakan temulawak (Achmad et al.2007).
Pengujian khasiat rimpang temulawak dapat diketahui melalui bukti empiris melalui pengujian secara in vitro, pengujian praklinis kepada binatang dan uji klinis terhadap manusia (BPOM 2004).
Secara empiris rimpang temulawak diketahui memiliki banyak manfaat salah satunya potensi sebagai antioksidan (WHO 1999).
Komponen aktif yang bertanggung jawab sebagai antioksidan dalam rimpang temulawak adalah kurkumin, demetoksikurkumin dan bisdemetoksikurkumin (Masuda 1992). Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa rimpang temulawak mempunyai efek antioksidan.
Penelitian Jitoe et al.(1992) menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan ekstrak temulawak ternyata lebih besar dibandingkan dengan aktivitas tiga jenis kurkuminoid yang diperkirakan terdapat dalam temulawak. Jadi, diduga ada zat lain selain ketiga kurkuminoid tersebut yang mempunyai efek antioksidan di dalam ekstrak temulawak.
Demikian pula penelitian Rao (1995) bahwa kurkumin lebih aktif dibanding dengan vitamin E dan beta karoten. Hal ini dikarenakan peranan kurkumin sebagai antioksidan yang menangkal radikal bebas tidak lepas dari struktur senyawa kurkumin.
Ekstrak temulawak memiliki aktivitas antioksidan sebesar 87,01 ppm tergolong aktif sehingga berpotensi sebagai antioksidan alami yang baik.
3.2. Tahun 2014, The Scientific World Journal melaporkan sebuah jurnal dengan judul Investigation of Antioxidant and Hepatoprotective Activity of StandardizedCurcuma xanthorrhizaRhizome in Carbon Tetrachloride-Induced Hepatic Damaged Rats.[9]
Jurnal ini dalam bahasa inggris, ringkasannya saya terjemahkan dalam bahasa Indonesia.Ringkasan sebagai berikut:
Temulawak telah digunakan selama berabad-abad dalam sistem pengobatan tradisional untuk mengobati beberapa penyakit.
Dalam pengobatan tradisional, Temulawak dilaporkan bermanfaat untuk hepatitis, gangguan hati, diabetes, rematik, kanker, hipertensi, dan gangguan jantung.
Temulawak juga menunjukkan efek diuretik, antikanker, antiinflamasi, antioksidan, antihipertensi, antirematik, antihepatotoksik, antidysmenore, antispasmodik, antileucore, antibakteri, dan antijamur.
Secara tradisional, temulawak tersedia sebagai minuman herbal mencegah pembekuan darah dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Temulawak sangat sering digunakan sebagai bahan dalam resep "jamu" yang merupakan jenis obat mujarab khas Indonesia.
Ada beberapa klaim bahwa Temulawak telah digunakan untuk tujuan hepatoprotektif dalam pengobatan tradisional. Ini didukung oleh penurunan kadar enzim serum seperti alanine aminotransferases (ALT), aspartate aminotransferases (AST), dan transferase y-glutamat pada hepatotoksisitas yang diinduksi cisplastin pada tikus yang diberi ekstrak Temulawak.
Selain itu, aktivitas hepatoprotektif ekstrak air Temulawak terhadap kerusakan hati dan alkohol yang diinduksi β-D-galactosamine telah dilaporkan oleh Lin et al. dan Yasni et al. masing-masing.
Namun, ada bukti yang kurang dalam mengaitkan kompetensi antioksidan dengan sifat hepatoprotektif dari tanaman ini.
Dalam pandangan ini, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas hepatoprotektif dan antioksidan rimpang Temulawak pada kerusakan hati tikus oleh karbon tetraklorida (CCl4) yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai suplemen hati nutraceutical untuk kesejahteraan konsumen.
Sebagai kesimpulan, penelitian ini sangat mendukung penggunaan Temulawak sebagai sumber antioksidan alami dan sebagai suplemen makanan yang mungkin untuk hati yang sehat, mengingat fakta bahwa tanaman ini meliputi aktivitas hepatoprotektif. Dengan demikian, penyelidikan komprehensif pada studi phytochemical Temulawak adalah syarat karena konstituen tanaman memiliki kontribusi yang signifikan terhadap bioaktivitas keseluruhan. Lebih lanjut, hasil yang menjanjikan dari kegiatan ini juga membawa data yang mendukung untuk studi mekanisme yang terperinci.
Demikian sekilas tentang manfaat temulawak, semoga berguna.
Catatan:
1. Jangan menjadikan tulisan ini sebagai petunjuk pengobatan.
2. Tulisan saya ini hanya berguna sebagai tambahan pengetahuan saja.
3. Selalu konsultasi pada dokter anda.
Sumber:
[1] Curcuma zanthorrhiza. (2019). En.wikipedia.org. Retrieved 20 September 2019, from https://en.wikipedia.org/wiki/Curcuma_zanthorrhiza
[2] Salleh, N. A. M., Ismail, S., & Ab Halim, M. R. (2016). Effects of Curcuma xanthorrhiza extracts and their constituents on phase II drug-metabolizing enzymes activity. Pharmacognosy research, 8(4), 309. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5004525/
[3] Marinda, F. D. (2014). Hepatoprotective Effect Of Curcumin In Chronic Hepatitis. Jurnal Majority, 3(7). http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/477/478
[4] Candra, A. A. (2017). Aktivitas Hepatoprotektor Temulawak pada Ayam yang Diinduksi Pemberian Parasetamol. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 13(2). http://jurnal.polinela.ac.id/index.php/JPPT/article/download/177/146
[5] Udin, Z. (2013). Sitotoksisitas Xanthorrhizol dari Minyak Atsiri Rimpang Curcuma xanthorrhizaRoxb. Terhadap Sel Kanker Payudara YBM-1. Jurnal Kimia Terapan Indonesia (Indonesian Journal of Applied Chemistry), 15(1), 23-19. http://inajac.lipi.go.id/index.php/InaJAC/article/viewFile/101/85
[6] Riki, R., Kurniatin, P. A., Ambarsari, L., & Darusman, L. K. (2016). Characterization and Toxicity of Temulawak Curcuminoid Nanoparticles. Current Biochemistry, 3(1), 43-53. https://pdfs.semanticscholar.org/dfc6/016febfe3332c3ca1a0361a0b378aa0c8ccd.pdf
[7] Riki, R. (2017). POTENSI ANTIKANKER NANOPARTIKEL EKSTRAK KURKUMINOID TEMULAWAK TERHADAP SEL LINE KANKER SERVIKS. INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL, 2(1). http://journal.uta45jakarta.ac.id/index.php/INRPJ/article/download/822/553
[8] Rosidi, A., Khomsan, A., Setiawan, B., Riyadi, H., & Briawan, D. (2014). Potensi Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Sebagai Antioksidan. In Prosiding Seminar Nasional & Internasional. https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/viewFile/1219/1272
[9] Devaraj, S., Ismail, S., Ramanathan, S., & Yam, M. (2014). Investigation of Antioxidant and Hepatoprotective Activity of StandardizedCurcuma xanthorrhizaRhizome in Carbon Tetrachloride-Induced Hepatic Damaged Rats. The Scientific World Journal, 2014, 1-8. doi:10.1155/2014/353128 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4122155/
Belum ada Komentar untuk "APA KHASIAT TEMULAWAK BAGI KESEHATAN KITA, APAKAH KHASIAT TEMULAWAK BAGI KESEHATAN KITA, APA MANFAAT TEMULAWAK BAGI KESEHATAN TUBUH"
Posting Komentar